BloggerIndonesia.net - Jaman prasejarah, sebelum orang mengetahui tentang api, mereka tidak tahu bagaimana untuk memasak agar masakan mereka matang. Dimulai dari coba-coba menggunakan batu yang sengaja saling bergesekan ternyata mengeluarkan percikan api. Sunnguh lama memang dan butuh kesabaran. Namun, selain itu masih saja batu dijadikan kepercayaan. Bakar batu lebih tepatnya.
Unik, Bakar Batu Bisa Menjaga Solidaritas dan Kebersamaan
Salah satu budaya yang sampai saat ini masih terjaga dan dijalani masyarakat adat papua adalah bakar batu. Tradisi ini memiliki kesan tersendiri bagi warga papua. Banyak makna yang terkandung dalam acara bakar batu antara lain sebagai wujud rasa syukur terhadap limpahan berkah, rejeki, acara pernikahan, penyambutan tamu besar.
Pesta ini juga diadakan sebagai upacara kematian dan merupakan ritual tradisi. Bukan hanya itu saja, pesta bakar batu ini sebagai simbol perdamaian setelah perang antar suku. Dalam acara ini akan terlihat bagaimana hubungan solidaritas dan kebersamaan diantara warga papua. Selain itu, tradisi ini sebagai ungkapan untuk saling memaafkan antar warga.
Istilah yang paling umum digunakan untuk Tradisi Bakar Batu disebut Barapen. Dalam pelaksanaannya, pesta bakar batu diawali dengan mencari kayu bakar dan batu oleh kaum pria. Selanjutnta kayu bakar dan batu ditata dan disusun dengan urutan-urutan batu mulai dari yang terbesar. Kemudian dibakar sampai panas,
Setiap suku menyerahkan babi dan secara bergiliran kepala suku memanah babi tersebut. Para wanitanya menyiapkan bumbu-bumbu untuk memasak hewan ini beserta dengan umbi dan sayuran. Kemudian menunggu sekitar 60-90 menit sampai daging babi matang. Setelah semuanya siap, para warga akan berkerumun mengelilingi makanan tersebut. Dalam hal ini, kepala sukulah yang mendapat jatah pertama baru diikuti oleh semua orang baik, wanita, pria, orang tua, dan anak-anak.
Saatnya Berbagi :
Tidak ada komentar: