BloggerIndonesia.net - Kepulauan
Seribu tak hanya menjanjikan indahnya panorama bawah laut. Di Pulau Panggang,
misalnya, kita bisa menikmati suasana lain di luar aktivitas diving,
snorkeling, dan memancing. Aktivitas nelayan dan guyonan di perkampungan padat
penduduk dijamin menyegarkan jiwa yang letih.
Dibandingkan dengan sejumlah pulau lain di gugusan Kepulauan Seribu, Pulau Panggang adalah pulau terpadat. Berdasarkan data dari kelurahan setempat, pulau seluas 12 hektar ini dihuni 4.226 jiwa (1.239 keluarga). Dari perhitungan kepadatan, 1 hektar dihuni 452 jiwa. Satu rumah bisa dihuni 2-3 keluarga.
Suasananya mirip kawasan padat penduduk di Jakarta, seperti Tambora. Nah, kepadatan penduduk dengan nuansa kehidupan nelayan ini sebuah sensasi tersendiri. Paling tidak, mendengar celotehan anak-anak laut dan nelayan di dermaga bisa mengenyahkan kepenatan batin beraktivitas di Ibu Kota.
Sikap ramah dan mudah akrab di kalangan warga setempat adalah cerminan sikap keterbukaan orang-orang Kepulauan Seribu. Harap maklum, mereka adalah himpunan orang dari beragam suku bangsa, seperti Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Mandar, dan Ambon. Berbeda dari pulau lain, Pulau Panggang sudah tak lagi memiliki pantai. Daratan dan air laut terlalu curam alias tak landai. Hampir seluruh pantai telah diuruk dengan karang, direklamasi menjadi areal bangunan tempat tinggal.
Pulau ini juga tak memiliki homestay atau tempat menginap bagi wisatawan. Itu bisa jadi karena faktor keterbatasan lahan. Meski bagi sebagian barangkali tak terlihat elok, bukan berarti Pulau Panggang ketinggalan dalam gegap gempita perkembangan wisata di Kepulauan Seribu.
Tidak ada komentar: