BloggerIndonesia.net - Dataran
tinggi Dieng atau Dieng Plateau dijuluki "Negeri di Atas Awan". Wilayah
yang terletak di perbatasan dua kabupaten, Wonosobo dan Banjarnegara ini
"sangat terpencil". Berada di ketinggian antara 2.000 hingga 2.600
meter di atas permukaan laut. Gumpalan-gumpalan awan tebal terlihat berarak di
bawah desa-desa dan dusun-dusun di Dieng adalah pemandangan biasa di awal musim
hujan (Oktober-Desember).
Embun yang membeku seperti kristal es ini bisa memusnahkan tanaman dan sayur mayur yang jadi pokok kehidupan mereka. Nama Dieng konon berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi, yaitu "di" yang berarti "tempat" atau "gunung", dan "hyang" yang artinya dewa. Dari situlah Dieng dianggap tempat para dewa dewi bersemayam.
Ada juga yang menyebut Dieng berasal dari bahasa Sunda ("di hyang"). Nama itu diduga muncul pada masa pra-kerajaan Medang, sekitar abad ke-7 Masehi. Daerah ini pada masa itu berada dalam pengaruh Kerajaan Galuh yang berpusat di sekitar Ciamis (sekarang). Meski saat ini dihuni ribuan penduduk, ditumbuhi beribu rumah dan permukiman, hotel, homestay, penginapan, Dieng sesungguhnya berdiri di atas kaldera raksasa. Dataran Dieng terbentuk akibat proses geologis vulkanik ratusan ribu hingga jutaan tahun lalu.
Di bawah Dieng adalah kantong dan saluran magma yang sebagian besar masih aktif. Sejumlah gunung dengan puncak-puncaknya yang menjulang menjadi tepian kaldera raksasa Dieng. Ada banyak kawah aktif baik yang berbahaya maupun yang dinilai jinak, sehingga tumbuh alamiah menjadi spot-spot wisata alam yang amat menarik. Kawah Sikidang menjadi objek wisata paling populer di Dieng, karena cukup aman dan mudah dijangkau.
Di kawah ini pengunjung bisa menyaksikan langsung dan dari dekat, air lumpur bercampur belerang dan unsur-unsur kimia lain menggelegak dengan suhu di atas titik didih. Tiket masuk Rp 10.000 per kepala. Tiket ini sudah termasuk kunjungan ke komplek Candi Arjuna. Kawasan bangunan kuno ini ratusan tahun lalu diduga jadi pusat pemujaan atau ritus ibadah masyarakat Hindu yang pertama kali menembus dan mendatangi "atap langit" ini.
Tidak ada komentar: